KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP )
K. Kepemimpinan
Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
L. Pendekatan Studi Kepemimpinan
Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.
M. Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan
Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.
Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi.
Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.
N. Perilaku Pemimpin
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.
O. Teori X Dan Teori Y Dari McGregor
Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
P. Kisi-Kisi Manajerial Dari Blake Dan Mouton
Dua gaya manajemen ini mendasari dua pendekatan pada manajemen yang efektif. Pada gambar dibawah menunjukkan jaringan ( kisi-kisi ) dimana pada sumbu horizontal adalah perhatian terhadap produksi-produski sedang pada sumbu vertical adalah perhatian terhadap orang ( Karyawan ).
Q. Penelitian Di Universitas Ohio State Dan Michigan
Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua
R. Pendekatan Situasional “ Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.
Manajemen kepemimpinan 2
Kepemimpinan
Ada suatu keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yang terletak pada dinamika dan efektivitas kepeminpinan.
Peter F. Drucker points out those managers (business leaders) are the basic and scarcest resource of any business enterprise (Hersay & Blanchard, 1977: 83).
Pada umumnya kegagalan itu disebabkan oleh kepeminpinan yang tidak efektif, mereka mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau mereka tidak bisa menguasai, mengendalikan diri sendiri.
Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalam bisnis, haruslah orang yang dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri, dan juga mampu menguasai diri sendiri, dan juga mampu menguasai serta mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya.
a. Kepeminpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
b. Kepeminpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu.
c. Kepemimpinan menyakut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan.
Untuk mempelajari kepemimpinan, ada tiga pendekatan utama yaitu:
1. Pendekatan Sifat-Sifat (Traits Approach)
Pendekatan psikologi ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian (Oteng Sutisna, 1982: 24).
Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain: memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan positif dengan prilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah popularitas, keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial, status ekonomi, mampu berkomunikasi.
Dia mampu berkomunikasi dengan para relasi yang diharapkan dapat memasok barang, dan dia berkomunikasi mempengaruhi calon langganan.
Selanjutnya ada sifat-sifat yang berkaitan positif dengan prilaku pemimpin tapi berkolerasi tidak terlalu tinggi seperti tanggung jawab, integritas, percaya diri, mobilitas, keterampilan sosial, sifat-sifat fisik, kelancaran pembicara.
Meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin belum disepakati sepenuhnya namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para memimpin (Andy Undap, 1983: 29).
1) Pendidikan umum yang luas
2) Kematangan mental
3) Sifat ingin tahu
4) Kemampuan analitis
5) Memiliki daya ingat yang kuat
6) Integrative. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing.
7) Keterampilan berkomunikasi
8) Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik para karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan
9) Rasional dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional
10) Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai kemampuan dan sumber daya yang tersedia
11) Ada naluri prioritas. Berhubungan terbatasnya sumber daya yang tersedia maka seorang wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus dikerjakan lebih dulu
12) Pandai mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan mempertimbangkan waktu secara efisien
13) Sifat keberanian
14) Kemampuan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali .informasi dan mendengar apa ide dan keinginan dari para karyawannya
2. Pendekatan Kepribadian (Behavioral Approach)
Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas atau pada hubungan antar karyawannya. Menurut teori ini kepemimpinan terdiri atas empat system yaitu:
a. Exploitative authoritative
b. Benevolent authoritative
c. Consultative
d. Participative
Sistem pertama bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan
Sistem kedua ada sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan seperti seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan hukuman dalam pelaksanaan tugas
System ketiga berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh
System keempat merupakan system yang ideal ada kepercayaan tetapi tidak penuh
3. Sebab-Sebab Munculnya Pemimpin
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin: (Kartini Kartono, 1983: 29)
1) Teori genetic
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat.
2) Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari.
3) Teori Ekologis atau Sintesis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin.
4) Sifat-Sifat Pemimpin
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut: (Kartini Kartono, 1983: 37)
a. Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan pernah habis.
b. Kesadaran Akan tujuan dan Rah
Ia memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan terarah.
c. Antusiasme
Dia yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
d. Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih saying, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
e. Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepernanggungan dengan para karyawannya dalam menjalankan perusahaan.
f. Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu pengetahuan atau keterampilan teknis.
g. Ketegasan dalam mengambil keputusan (Decisiveness)
h. Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara efektif.
i. Keterampilan Mengajar (Teaching Skill)
Seorang pemimpin atau wirausaha adalah seorang guru yang mampu mendidik, mengarahkan, memotivasi karyawannya untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan perusahaan.
j. Kepercayaan (Faith)
Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda perusahaan.
Dalam hal ini memberikan perintah, maka seorang pemimpin harus menyampaikan perintah secara jelas baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Perintah yang samara-samar akan membingungkan orang yang diberi perintah.
Seandainya pemimpin mengamati gejala-gejala yang kurang sehat dalam perusahaan atau memperoleh imformasi tentang isu-isu yang berkembang antar karyawan maka pemimpin harus cepat mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang layak dipercaya.
5) Tipe Kepemimpinan
a. Tipe kharismatis
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan dikuti oleh para pengikutnya.
b. Tipe paternalistis dan maternalistis
Tipe paternalistis bersifat melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang ibu yang penuh kasih saying.
c. Tipe militeristis
Tipe meliteristis banyak menggunakan system perintah, system komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki agar bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
d. Tipe otokratis
Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi.
e. Tipe laissez faire
Tipe laissez faire ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.
f. Tipe populistis
Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat.
g. Tipe administrative
Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
h. Tipe demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya.
6) Keterampilan Kepemimpinan (Leadership Skills)
a. Technical skills
Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Maksudnya dapat melakukan pekerjaan tersebut adalah agar dia mampu melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
b. Human skills
Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang-orang lain.
c. Conceptual skills (Keith Davis, 1981: 127)
Keterampilan konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berpikir dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.
1) Technical skills seperti :
Menulis, ini diperlukan untuk mencatat apa yang perlu dicatat, dan dijadikan dokumen perusahaan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan, tahun depan misalnya.
Komunikasi lisan, jelas sangat penting buat bicara, meyakinkan, negosiasi dengan pihak lain dan menjalin networking
Menguasai lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan maupun lingkungan eksternal dengan pihak pemasok, saingan, lingkungan sekitar lokasi perusahaan.
Teknologi ini mencakup berbagai teknologi, untuk keperluan proses produksi, teknologi komunikasi, computer, peralatan kantor dan sebagainya.
Hubungan antar manusia, harus dijalin hubungan harmonis dengan seluruh lapisan karyawan dan dengan pihak luar perusahaan.
Listening, seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menterjemahkan apa yang didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar
Mampu menyusun organisasi
Membangun jaringan kerja (networking)
Membimbing, seorang wirausaha harus mampu Membimbing karyawan agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki, jika perlu sanggup memberi contoh.
Membangun tim, ini diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan percepatan pencapaian tujuan organisasi
2) Business Managemen Skills
Merencanakan, seorang wirausaha mampu membuat rencana baik global maupun detail.
Membuat keputusan
Human relations, harus sopan, supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
Marketing, mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari / mengumpulkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan
Finance memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun jangka pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan inventasi dengan melihat peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru
Accounting memiliki keterampilan mencatat, membaca penerimaan dan pengeluaran keuangan, menghitung efisiensi dan sebagainya
Control, mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari
Negotiation, memiliki keterampilan berunding rapat, tawar menawar, lobi, shingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnya
Managing growth, pada saat pertumbuhan bisnis, harus mampu memimpin perkembangan bisnis menciptakan taktik dan strategi jitu menuju perkembangan yang flexible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian,
3) Personal Entrepreneurial Skills
Disiplin, tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan tidak lengah.
Mengambil resiko, terampil meramal resiko dan antisipasi.
Inovasi, memiliki keterampilan menggunakan hasil – hasil penelitian, hasil penemuan baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, financial, operasional dan sebagainya.
Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik, bagaimana cara melakukan pekerjaan dsb.
Visionary leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak terpukau dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.
7) Power
Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Ada perbedaan antara power dan authority. Authority adalah kekuasaan yang diberikan oleh pimpinan tertinggi kepada seseorang sedangkan power adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pimpinan tang didasarakan kepada kepribadian, kegiatan dan situasi.
Kita mengenal pula istilah politik. Politik adalah berhubungan dengan cara bagaimana seorang pemimpin memperoleh kekuasaan ( Power ).
Ada beberapa tipe kekuasaan :
1. Personal Power
2. Legitimate Power
3. Expert Power
4. Political Power ( Keith Davis, 1981 : 132 )
- Personal Power juga disebut referent power atau charismatic power yaitu power yang melekat pada pribadi pemimpin.
- Legitimate Power adalah kekuasaan yang datang karena pengangkatan institusi yang lebih tinggi seorang kepala bagian pada sebuah perusahaan secara syah diangkat oleh surat keputusan pimpinan perusahaan.
- Expert Power adalah kekuasaan yang di peroleh oleh pemimpin karena dia mempunyai pengetahuan dan keistimewaan tertentu
- Political Power berasal dari penunjukan kelompok
8) Power Dalam Hubungan Bisnis
1. Coercive power (kekuasaan memaksa)
Kekuasaan ini digunakan oleh produsen untuk memaksa distributor atau perantara agar bekerja sama dengan baik.
2. Reward power (kekuasaan penghargaan)
Dalam hubungan ini ada penghargaan yang diberikan kepada para perantara ataupun karyawan oleh pihak pimpinan
3. Legitimate power (kekuasaan sah)
Dalam hal ini ada semacam kontrak formal yang diikuti oleh perantara atau distributor
4. Expert Power (kekuasaan ahli)
Dalam hal ini pimpinan atau produsen memiliki keahlian tertentu yang diakui atau disegani oleh pihak lain.
5. Referent power (kekuasaan referent)
Dalam hal ini produsen sangat dihormati oleh perantara dan perantara
Dalam rangka hubungan bisnis seringkali digunakan pendorong yang positif untuk mengajak orang mau bekerja sama seperti memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi kepada perantara, memberikan hadiah, memberikan fasilitas promosi, membantu penataan barang (display) dan kontes penjualan.
9) Fokus Kepemimpinan
Pimpinan puncak berada pada hierarki paling tinggi pada sebuah organisasi.
Pemimpin yang baik ialah pemimpin tiga arah ia berusaha memimpin ke atas (lead up, yaitu mempengaruhi pemimpinnya dan meringankan beban atas. Dia juga memimpin ke samping lead across, yaitu membantu kolegannya untuk mencapai hal produktif, dan memperoleh rasa saling hormat. Lead down, yaitu membantu anak buah untuk menggali potensinya menjadi contoh peran yang kuat dan membantu orang lain untuk bergabung demi meraih tujuan yang lebih tinggi dalam hal ini tugas pemimpin tidak terbatas pada memimipin anak buah, tapi juga ke samping dan ke atas
Pemimpin yang tidak baik akan bermain peran yang menguntungkan diri sendiri, dengan cara menginjak ke bawah, menyikut ke samping dan menjilat ke atas.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan kolegannya melainkan bekerja sama hindarkan politik kotor isu murahan, tapi gunakan diplomatis, munculkan ide-ide cemerlang dan hargai teman. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show). Zimmerer menyatakan pemimpin yang baik “building a top management team, not a “one person” show. Sifat dan perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi budaya organisasi dan iklim organisasi itu sendiri. Inilah yang diungkapan oleh Jhon Maxwell. Pemimpin yang efektif di bagian tengah akan memiliki kemungkinan suksesnya lebih besar bila ia dipromosikan ke tingkat lebih tinggi, karena dia sudah lebih dekat dengan bawahannya, serta di terima baik oleh koleganya.
sumber by : www.anakciremai.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Silakan isi komentar di postingan ini. T`rima Kasih...